Dampak Hyper Parenting – Dampak hyper parenting berikut mungkin akan membuat kamu sadar bahwa kebahagiaan anak adalah segalanya. Pastinya kamu adalah satu dari sekian banyak orang tua yang menginginkan anak selalu sehat dan berkarakter baik. Oleh karena itu, kamu mengasuh anak dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Namun, terkadang tanpa disadari dalam penerapan pola asuh ada beberapa sikap yang sedikit melenceng hingga menganggu perkembangan psikologis anak. Hal ini berpotensi membuat anak tidak bahagia. Di luar sana, banyak orangtua yang terlalu mengekang dan menuntut anak-anaknya, sehingga menimbulkan dampak buruk pada perkembangan mental mereka. Salah satu pola asuh yang jarang disadari adalah hyper parenting.
Dampak Hyper Parenting pada Anak
Hyper parenting merupakan penerapan pola asuh yang kerap dilakukan di luar kontrol. Memang tujuannya agar anak bisa mendapat pencapaian terbaik. Dalam opla asuh ini, orang tua hanya ingin anak tampak sempurna. Orang tua juga kerap menuntut anak untuk sukses tanpa memikirkan perasaan anak.
Padahal kesehatan mental anak bisa terganggu karena orang tua terus menuntut. Contoh hyper parenting yang sering tidak disadari adalah memberikan les yang terlalu banyak sehingga anak kehilangan waktu bermain.
Kamu bisa mengenali pola asuh hyper parenting dari ciri-ciri di bawah ini:
- Orang tua selalu cemas terhadap apa yang sedang dilakukan anaknya. Mereka khawatir anak akan melakukan hal yang mereka larang.
- Orang tua harus selalu mengetahui dan memastikan kondisi anaknya setiap saat dengan sangat detail.
- Orang tua gampang sekali frustrasi dan merasa gagal dalam mendidik anak ketika perkembangan anak tidak sesuai harapannya.
- Orang tua seringkali meminta anak melakukan berbagai kegiatan dan mengabaikan kondisi tubuh anak.
Dampak hyper parenting pelan-pelan dapat mengganggu perkembangan anak. Anak bisa saja mengalami kelalahan emosi, sosial, dan tentunya fisik. Bukan cuma itu, hyper parenting juga akan membuat anak depresi dan hilang kepercayaan diri ketika berpendapat.
Mencegah Hyper Parenting Terjadi di Rumah
1. Dampak Hyper Parenting Bisa Dicegah dengan Membiarkan Anak Menentukan Pilihan
Setiap orang berhak menentukan pilihan, tak terkecuali anak-anak. Dengan menentukan pilihan, anak dapat menjalani proses hidup sebagai pembelajaran. Kalau biasanya semua keputusan ada di tanganmu, mulai sekarang ubah itu. Sesekali biarkan anak yang menentukannya sendiri.
Namun, bukan berarti kamu lepas tangan. Kamu tetap perlu hadir untuk memberi arahan dan menjelaskan semua konsekuensinya.
Menghadapi Balita Suka Memukul, Tetap Tenang dan Tetapkan Batasan
Cara Menyapih Anak dengan Mudah, Nomor 6 Penting
2. Memberikan Waktu Santai
Tidak ada anak yang suka dituntut ini itu. Apalagi jika hal itu tidak disukainya. Pola asuh hyper parenting cuma akan membuat anak terkekang dan membuatnya merasa tidak nyaman. Kalau ini terus terjadi, maka bisa memicu anak mengalami kelelahan secara emosi hingga berimbas pada psikologisnya.
Oleh karena itu, kamu perlu memperbolehkan anak untuk bersantai sejenak ketika ada waktu luang. Sama seperti orang tua, anak juga akan bahagia juka bisa melakukan aktivitas yang disukainya ketika ada waktu luang. Mereka bisa berkumpul dengan teman-teman sebaya di sekitar rumah.
3. Meningkatkan Quality Time Bersama Anak
Kalau kamu punya waktu luang, coba deh tingkatkan lagi quality time bersama anak. Kamu bisa menghabiskan waktu untuk melakukan berbagai hal bersama seperti menonton film favoritnya, berolahraga, atau berjalan-jalan.
Dengan kehadiranmu, anak-anak tidak akan terlalu sibuk dengan dirinya sendiri. Kebersamaan juga dapat menciptakan momen bahagia antara orang tua dan anak.
4. Selalu Ada Setiap Kali Anak sedang Memiliki Kesulitan
Orang tua perlu memberikan empati ketika anak terlihat sedang bersedih. Tindakan sederhana seperti pelukan dan sentuhan tentu bisa memberikan arti yang besar bagi seorang anak.
Meskipun tindakan seperti memeluk ini sederhana, tetapi dapat mengurangi tingkat stres. Ketika anak sudah merasa nyaman, dia akan menganggap orang tua sebagai teman sendiri dan menjadi lebih terbuka.
Ketika anak sedang bercerita mengenai masalah pribadinya, jadilah pendengar yang baik agar dia tidak ragu menceritakan semua unek-uneknya. Tahan komentar sebelum ceritanya usai.
5. Tetaplah Menjadi Teladan yang Baik untuk Anak
Perkembangan karakter seorang anak umumnya akan menyesuaikan dengan sikap yang diperlihatkan oleh orang tua. Oleh sebab itu, orang tua sangat berperan untuk memberikan contoh yangbaik setiap kali bertindak.
Kamu harus ingat bahwa karakter anak akan terbentuk hingga dewasa. Penting untuk menanamkan sikap positif agar dia tumbuh menjadi pribadi yang baik. Nah, hal ini mungkin jika pola asuh yang orang tua terapkan bisa membuatnya bahagia. Anak juga akan melakukan hal yang sama pada keluarganya kelak.
Itu dia beberapa informasi mengenai dampak hyper parenting termasuk pengertian dan cara mencegahnya. Semoga penjelasan di atas bisa menambah wawasan dan kewaspadaan pada dampaknya yang tidak main-main ya. Yuk, pikirkan kebahagian anak mulai sekarang!